This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 03 Mei 2009

Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bil Faqih Al Alawi


Berikut saya sampaikan sekilas kisah guru dari para guru kami yakni habib Abdullah bin Abdul Qodir bil Faqih Al Alawi yang saya dapatkan dari berbagai sumber (baik dari internet maupun dari manaqib yang dibacakan pada haul beliau).

Habib ‘Abdullah bin ‘Abdul Qadir bin Ahmad BalFaqih al-’Alawi adalah ulama yang masyhur alim dalam ilmu hadits. Beliau menggantikan ayahandanya Habib ‘Abdul Qadir bin Ahmad BalFaqih sebagai penerus mengasuh dan memimpin pesantren yang diasaskan ayahandanya tersebut pada 12 Rabi`ul Awwal 1364 / 12 Februari 1945 di Kota Malang, Jawa Timur. Pesantren yang terkenal dengan nama Pondok Pesantren Darul Hadits al-Faqihiyyah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Pesantren ini telah melahirkan ramai ulama yang kemudiannya bertebaran di segenap pelusuk Nusantara. Sebahagiannya telah menurut jejak langkah guru mereka dengan membuka pesantren-pesantren demi menyiarkan dakwah dan ilmu, antaranya ialah Habib Ahmad al-Habsyi (PP ar-Riyadh, Palembang), Habib Muhammad Ba’Abud (PP Darun Nasyi-in, Lawang), Kiyai Haji ‘Alawi Muhammad (PP at-Taroqy, Sampang, Madura) dan ramai lagi.

Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfagih

Bak Pinang Dibelah Dua
Bapak dan anak sama-sama ulama besar, sama-sama ahli hadits, sama-sama pendidik ulung dan bijak. Merekalah Habib Abdul Qadir dan Habib Abdullah.

Masyarakat Malang dan sekitarnya mengenal dua tokoh ulama yang sama-sama kharismatik, sama-sama ahli hadits, sama-sama pendidik yang bijaksana. Mereka adalah bapak dan anak: Habib Abdul Qadir Bilfagih dan Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfagih. Begitu besar keinginan sang ayah untuk “mencetak” anaknya menjadi ulama besar dan ahli hadist – mewarisi ilmunya.

Ketika menunaikan ibadah haji, Habib Abdul Qadir Bilfagih berziarah ke makam Rasulullah SAW di kompleks Masjid Nabawi, Madinah. Di sana ia memanjatkan doa kepada Allah SWT agar dikaruniai putra yang kelak tumbuh sebagai ulama besar, dan menjadi seorang ahli hadits.

Beberapa bulan kemudian, doa itu dikabulkan oleh Allah SWT. Pada 12 Rabiul Awal 1355 H/1935 M, lahirlah seorang putra buah pernikahan Habib Abdul Qadir dengan Syarifah Ummi Hani binti Abdillah bin Agil, yang kemudian diberi nama Abdullah.

Sesuai dengan doa yang dipanjatkan di makam Rasulullah SAW, Habib Abdul Qadir pun mencurahkan perhatian sepenuhnya untuk mendidik putra tunggalnya itu. Pendidikan langsung ayahanda ini tidak sia-sia. Ketika masih berusia tujuh tahun, Habib Abdullah sudah hafal Al-Quran.

Hal itu tentu saja tidak terjadi secara kebetulan. Semua itu berkat kerja sama yang seimbang antara ayah yang bertindak sebagai guru dan anak sebagai murid. Sang guru mengerahkan segala daya upaya untuk membimbing dan mendidik sang putra, sementara sang anak mengimbanginya dengan semangat belajar yang tinggi, ulet, tekun, dan rajin.

Menjelang dewasa, Habib Abdullah menempuh pendidikan di Lembaga Pendidikan At-Taroqi, dari madrasah ibtidaiyah hingga tsanawiyah di Malang, kemudian melanjutkan ke madrasah aliyah di Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah li Ahlis Sunnah Wal-Jama’ah. Semua lembaga pendidikan itu berada di bawah asuhan ayahandanya sendiri.

Sebagai murid, semangat belajarnya sangat tinggi. Dengan tekun ia menelaah berbagai kitab sambil duduk. Gara-gara terlalu kuat belajar, ia pernah jatuh sakit. Meski begitu ia tetap saja belajar. Barangkali karena ingin agar putranya mewarisi ilmu yang dimilikinya, Habib Abdul Qadir pun berusaha keras mendidik Habib Abdullah sebagai ahli hadits.

Maka wajarlah jika dalam usia relatif muda, Habib Abdullah telah hafal dua kitab hadits shahih, yakni Shahihul Bukhari dan Shahihul Muslim, lengkap dengan isnad dan silsilahnya. Tak ketinggalan kitab-kitab Ummahatus Sitt (kitab induk hadits), seperti Sunan Abu Daud, Sunan Turmudzy, Musnad Syafi’i, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal; Muwatha’ karya Imam Malik; An-Nawadirul Ushul karya Imam Hakim At-Turmudzy; Al-Ma’ajim ats-Tsalats karya Abul Qasim At-Thabrany, dan lain-lain.

Tidak hanya menghafal hadits, Habib Abdullah juga memperdalam ilmu musthalah hadist, yaitu ilmu yang mempelajari hal ikhwal hadits berikut perawinya, seperti Rijalul Hadits, yaitu ilmu tentang para perawi hadits. Ia juga menguasai Ilmu Jahr Ta’dil (kriteria hadits yang diterima) dengan mempelajari kitab-kitab Taqribut Tahzib karya Ibnu Hajar Al-Asqallany, Mizanut Ta’dil karya Al-Hafidz adz-Dzahaby.

Empat Madzhab

Selain dikenal sebagai ahli hadits, Habib Abdullah juga memperdalam tasawuf dan fiqih, juga langsung dari ayahandanya. Dalam ilmu fiqih ia mempelajari kitab fiqih empat madzhab (Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali), termasuk kitab-kitab fiqih lain, seperti Fatawa Ibnu Hajar, Fatawa Ramli, dan Al-Muhadzdzab Imam Nawawi.

Setelah ayahandanya mangkat pada 19 November 1962 (21 Jumadil Akhir 1382 H), otomatis Habib Abdullah menggantikannya, baik sebagai pengasuh pondok peantren, muballigh, maupun pengajar. Selain menjabat direktur Lembaga Pesantren Darul Hadits Malang, ia juga memegang beberapa jabatan penting, baik di pemerintahan maupun lembaga keagamaan, seperti penasihat menteri koordinator kesejahteraan rakyat, mufti Lajnah Ifta Syari’i, dan pengajar kuliah tafsir dan hadits di IAIN dan IKIP Malang. Ia juga sempat menggondol titel doktor dan profesor.

Sebagaimana ayahandanya, Habib Abdullah juga dikenal sebagai pendidik ulung. Mereka bak pinang dibelah dua, sama-sama sebagai pendidik, sama-sama menjadi suri tedalan bagi para santri, dan sama-sama tokoh kharismatik yang bijak. Seperti ayahandanya, Habib Abdullah juga penuh perhatian dan kasih sayang, dan sangat dekat dengan para santri.

Sebagai guru, ia sangat memperhatikan pendidikan santri-santrinya. Hampir setiap malam, sebelum menunaikan shalat Tahajjud, ia selalu mengontrol para santri yang sedang tidur. Jika menemukan selimut santrinya tersingkap, ia selalu membetulkannya tanpa sepengetahuan si santri. Jika ada santri yang sakit, ia segera memberikan obat. Dan jika sakitnya serius, ia akan menyuruh seseorang untuk mengantarkannya ke dokter.

Seperti halnya ulama besar atau wali, pribadi Habib Abdullah mulia dan kharismatik, disiplin dalam menyikapi masalah hukum dan agama. Tanpa tawar-menawar, sikapnya selalu tegas: yang haq tetap dikatakannya haq, yang bathil tetap dikatakannya bathil.

Sikap konsisten untuk mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar itu tidak saja ditunjukkan kepada umat, tapi juga kepada pemerintah. Pada setiap kesempatan hari besar Islam atau hari besar nasional, Habib Abdullah selalu melancarkan saran dan kritik membangun – baik melalui pidato maupun tulisan.

Habib Abdullah juga dikenal sebagai penulis artikel yang produktif. Media cetak yang sering memuat tulisannya, antara lain, harian Merdeka, Surabaya Pos, Pelita, Bhirawa, Karya Dharma, Berita Buana, Berita Yudha. Ia juga menulis di beberapa media luar negeri, seperti Al-Liwa’ul Islamy (Mesir), Al-Manhaj (Arab Saudi), At-Tadhammun (Mesir), Rabithathul Alam al-Islamy (Makkah), Al-Arabi (Makkah), Al-Madinatul Munawarah (Madinah).

Habib Abdullah wafat pada hari Sabtu 24 Jumadil Awal 1411 H (30 November 1991) dalam usia 56 tahun. Ribuan orang melepas kepergiannya memenuhi panggilan Allah SWT. Setelah dishalatkan di Masjid Jami’ Malang, jenazahnya dimakamkan berdampingan dengan makam ayahandanya di pemakaman Kasin, Malang, Jawa Timur.

Habib Abdul Qadir bin Bilfaqih Al-Alawi, Hafal Ribuan Hadis


Di Kota Bunga, Malang, Jawa Timur, ada seorang auliya’ yang terkenal karena ketinggian ilmunya. Ia juga hafal ribuan hadits bersama dengan sanad-sanadnya.

Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawi dilahirkan di kota Tarim, Hadramaut, pada hari Selasa 15 Safar tahun 1316 H/1896 M. Saat bersamaan menjelang kelahirannya, salah seorang ulama besar, Habib Syaikhan bin Hasyim Assegaf, bermimpi bertemu Sulthanul Auliya’ Syekh Abdul Qadir Jailani. Dalam mimpi itu Syekh Abdul Qadir Jailani menitipkan kitab suci Al-Quranul Karim kepada Habib Syaikhan bin Hasyim Assegaf agar diberikan kepada Habib Ahmad bin Muhammad Bilfagih.

Pagi harinya Habib Syaikhan menceritakan mimpinya kepada Habib Ahmad. Habib Ahmad mendengarkan cerita dari Habib Syaikhan, kemudian berkata, ”Alhamdulillah, tadi malam aku dianugerahi Allah SWT seorang putra. Dan itulah isyarat takwil mimpimu bertemu Syekh Abdul Qadir Jailani yang menitipkan Al-Quranul Karim agar disampaikan kepadaku. Oleh karena itu, putraku ini kuberi nama Abdul Qadir, dengan harapan, Allah SWT memberikan nama maqam dan kewalian-Nya sebagaimana Syekh Abdul Qadir Jailani.”

Demikianlah, kemudian Habib Ahmad memberi nama Abdul Qadir karena mengharap berkah (tafa’ul) agar ilmu dan maqam Abdul Qadir seperti Syekh Abdul Qadir Jaelani.

Sejak kecil, ia sangat rajin dan tekun dalam mencari ilmu. Sebagai murid, ia dikenal sangat cerdas dan tangkas dalam menerima pelajaran. Pada masa mudanya, ia dikenal sebagai orang yang mempunyai perhatian besar terhadap ilmu dan menaruh penghormatan yang tinggi kepada guru-gurunya. Tidaklah dinamakan mengagungkan ilmu bila tidak memuliakan ahli ilmu, demikian filosofi yang terpatri dalam kalbu Habib Abdul Qadir.

Pernah suatu ketika di saat menuntut ilmu pada seorang mahaguru, ia ditegur dan diperingatkan, padahal Habib Abdul Qadir waktu itu pada pihak yang benar. Setelah memahami dan mengerti bahwa sang murid berada di pihak yang benar, sang guru minta maaf. Namun, Habib Abdul Qadir berkata, ”Meskipun saya benar, andaikan Paduka memukul muka hamba dengan tangan Paduka, tak ada rasa tidak menerima sedikit pun dalam diri hamba ini.” Itulah salah satu contoh keteladanan yang tinggi bagaimana seorang murid harus bersopan-santun pada gurunya.

Guru-guru Habib Abdul Qadir, antara lain, Habib Abdullah bin Umar Asy-Syatiry, Habib Alwy bin Abdurrahman Al-Masyhur, Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf, Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdor, Syekh Segaf bin Hasan Alaydrus, Syekh Imam Muhammad bin Abdul Qadir Al-Kattany, Syekh Umar bin Harridan Al-Magroby, Habib Ali bin Zain Al-Hadi, Habib Ahmad bin Hasan Alatas, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy, Syekh Abubakar bin Ahmad Al-Khatib, Syekh Abdurrahman Bahurmuz.

Dalam usia yang masih anak-anak, ia telah hafal Al-Quran. Tahun 1331 H/1912 M, ia telah mendapat ijazah dan berhak memberikan fatwa agama, antara lain di bidang hukum, dakwah, pendidikan, dan sosial. Ini merupakan anugerah Allah SWT yang telah diberikan kepada hamba pilihan-Nya.

Maka tidak berlebihan bila salah seorang gurunya, Habib Alwi bin Abdullah bin Syihab, menyatakan, ”Ilmu fiqih Marga Bilfagih setara dengan ilmu fiqih Imam Adzro’iy, sedangkan dalam bidang tasawuf serta kesusastraan bagai lautan tak bertepi.”

Sebelum meninggalkan kota Tarim untuk berdakwah, di tanah kelahirannya ia sempat mendirikan organisasi pendidikan sosial Jami’yyatul Ukhuwwah wal Mu’awanah dan Jami’yyah An-Nasr Wal Fudho’il tahun 1919 M.

Sebelum berhijrah ke Indonesia, Habib Abdul Qadir menyempatkan diri beribadah haji dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan dan singgah di beberapa kota dan negara, seperti Aden, Pakistan, India, Malaysia, dan Singapura. Di setiap kota yang disinggahi, ia selalu membina umat, baik secara umum maupun khusus, dalam lembaga pendidikan dan majelis taklim.

Tiba di Indonesia tepatnya di kota Surabaya tahun 1919 M/1338 H dan langsung diangkat sebagai direktur Madrasah Al-Khairiyah. Selanjutnya, ia mendirikan Lembaga Pendidikan Madrasah Ar-Rabithah di kota Solo tahun 1351 H/1931 M.

Selepas bermukim dan menunaikan ibadah haji di Makkah, sekembalinya ke Indonesia tanggal 12 Februari 1945 ia mendirikan Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah dan Perguruan Islam Tinggi di kota Malang. Ia pernah diangkat sebagai dosen mata kuliah tafsir pada IAIN Malang pada 1330 H/1960 M.

Keistimewaan Habib Abdul Qadir adalah, ia ahli ilmu alat, nahwu, sharaf, manthiq, ilmu kalam, serta ma’any, bayan, dan badi (tiga yang terakhir merupakan bagian ilmu sastra). Dalam bidang hadits, penguasaannya adalah bidang riwayat maupun dirayah, dan hafal ribuan hadits. Di samping itu, ia banyak mendapat hadits Al-Musalsal, yakni riwayat hadits yang tersambung langsung kepada Rasulullah SAW. Ini diperolehnya melalui saling tukar isnad (saling menukar periwayatan hadits) dengan Sayid Alwy bin Abas Al-Maliky saat berkunjung ke Makkah.

Sebagai seorang ulama yang menaruh perhatian besar dalam dunia pendidikan, ia juga giat mendirikan taklim di beberapa daerah, seperti Lembaga Pendidikan Guru Agama di Sawangan, Bogor, dan Madrasah Darussalam Tegal, Jawa Tengah.

Banyak santrinya yang di kemudian hari juga meneruskan jejaknya sebagai muballigh dan ulama, seperti Habib Ahmad Al-Habsy (Ponpes Ar-Riyadh Palembang), Habib Muhammad Ba’abud (Ponpes Darul Nasyi’in Malang), Habib Syekh bin Ali Al Jufri (Ponpes Al-Khairat Jakarta Timur), K.H. Alawy Muhammad (Ponpes At-Taroqy Sampang, Madura). Perlu disebutkan, Prof. Dr. Quraisy Shihab dan Prof. Dr. Alwi Shihab pun alumnus pesantren ini.

Habib Abdul Qadir wafat pada 21 Jumadil Akhir 1382 H/19 November 1962 dalam usia 62 tahun. Kala saat-saat terakhirnya, ia berkata kepada putra tunggalnya, Habib Abdullah, ”... Lihatlah, wahai anakku. Ini kakekmu, Muhammad SAW, datang. Dan ini ibumu, Sayyidatunal Fatimah, datang....” Ribuan umat berdatangan untuk meyampaikan penghormatan terakhir kepada sang permata ilmu yang mumpuni itu. Setelah disemayamkan di Masjid Jami’ Malang, ia dimakamkan di kompleks makam Kasin, Malang, Jawa Timur.

Diringkas dari manaqib tulisan Habib Soleh bin Ahmad Alaydrus, pengajar Ponpes Darul Hadits Malang, Jawa Timur

Bukan Agama yang Sempurna, tapi Sempurnalah dengan Agama


merumuskan pemahaman yang berbeda tentang misteri semesta. Biar setiap hati mencari jalannya sendiri menggapai tempat tertinggi.

Hak semua insan menentukan tujuan kehidupan yang menurutnya paling penting. Bagaimanapun tak masuk akalnya cara mereka itu buatmu, jangan pernah mengatainya sesat atau sinting.

Tapi dalam perbedaan cara itu, kita semestinya juga merapatkan tersatukan, karena agama-agama yang hebat itu sesungguhnya sama-sama menganjurkan kebaikan, walau dengan cara yang berlainan. Apakah Islam, Kristen, Buddha, Hindu, Yahudi, Konfusius, semuanya, semua ajaran mulia yang mengawal kehidupan, menuntun kepada kebahagiaan.

Jangan membunuh, jangan menyakiti, jangan buat perintang di jalan yang dilalui orang buta, jangan abaikan fakir miskin dan anak yatim, jangan perbudak orang-orang lemah — itulah yang selalu kau temukan di semua kitab suci.

Seluruhnya berkutat di sebuah substansi: “Lakukan kepada orang lain, apa yang kau inginkan dilakukan orang lain kepadamu.” Itu sebabnya, kesatuan mendasar di antara agama-agama besar adalah persoalan etik.

Benar, bahwa ada filosofi agama yang mengajakmu menjauh dari dunia, beranjak dari dimensi ruang dan waktu, menggenapkan dan menyerahkan seluruh hidup, untuk sesuatu yang Tak Terlihat, Sang Pemilik Seluruh Kekuatan, Dia yang lebih dekat dari urat nadi, tapi juga lebih jauh dari ujung galaksi.

Tapi semua agama itu sepakat tentang pentingnya pengampunan, keadilan, cinta kasih — yang harus kau punyai saat ini, di sini, di bumi. Semua bergegas mencegah manusia dari menjadi tak peduli, dari menerima kejahatan bermukim di hati, dan mendorong kita meraih semua kemungkinan baik yang terhampar di panggung kehidupan, membuat hidup orang lain terasa legit, bukan malah membuatnya makin pahit.

Agak ironis kan, kalau kita malah sibuk mempertentangkan metode-metode, yang memang berbeda dalam setiap agama, yang akhirnya membuat kita makin jauh dari tujuan yang sama tadi itu; membudayakan pengampunan, menegakkan keadilan, dan menumbuhkan cinta kasih.

*****


Jangan pernah ragu, bersama-sama pasti lebih kuat dari sendiri-sendiri. Beda tak serta merta harus berpisah. Setiap orang muncul ke dunia pastilah merupakan akibat dari perbuatan orang lain. “Papa dan Mama Bercinta, Maka Aku Ada”. Anak yang lahir sebagai akibat tadi, juga tak kan bisa survive tanpa peran orang lain. Ya, kadang kita memang dirugikan orang lain, tapi hampir setiap butir kebahagiaan juga hanya bisa muncul dalam konteks hubungan kita dengan orang lain.

Ingatlah, betapa gairah yang membuatmu seolah tak pernah lelah itu, muncul ketika dirimu didorong oleh kepedulian kepada seseorang. Tidak cuma itu. Perbuatan demi orang lain, tidak saja memungkinkanmu mengalami sesungguhnya bahagia, tetapi juga sekaligus menghindarkanmu dari sebenar derita.

Bukan berarti mereka yang peduli dan suka berbuat demi orang lain akan selalu lebih mujur dari mereka yang cuma memikirkan diri sendiri. Tiap orang bisa kena musibah, pasti sakit, menua, dan akhirnya mati. Tapi mereka yang peduli, dengan sendirinya tidak memberi ruang bagi derita, dalam bentuk kecemasan, keraguan dan kekecewaan, untuk bersarang di jiwanya.

Logikanya begini. Mereka yang peduli pada orang lain, pasti tak akan mencemaskan dirinya sendiri. Mereka yang tak mencemaskan dirinya sendiri, dengan sendiri telah memastikan dirinya bahagia, akan baik-baik saja.

Apa artinya semua itu? Firstly, karena setiap aksi yang kita lakukan mengandung dimensi yang universal, kaitan yang menyemesta, punya dampak potensial bagi kehidupan orang lain, maka kita dengan agama yang kita anut, mesti memastikan diri tidak menganiaya orang lain. Secondly, kebahagiaan yang sesungguhnya memang mengandung kualitas spiritual itu, pengampunan, keadilan, cinta kasih.

Karena hanya itulah jalan, yang pada waktu bersamaan mengantarmu kepada kegembiraan dan menuntun orang lain kepada kebahagiaan. Inilah rute ke menuju bahagia sesungguhnya, arah kembara dari agama yang sempurna.

Sabtu, 02 Mei 2009

Profil Habib Luthfi


Maulana Habib dilahirkan di Pekalongan pada hari Senin, pagi tanggal 27 Rajab tahun 1367 H. Bertepatan tanggal 10 November, tahun 1947 M. Dilahirkan dari seorang syarifah, yang memiliki nama dan nasab: sayidah al Karimah as Syarifah Nur binti Sayid Muhsin bin Sayid Salim bin Sayid al Imam Shalih bin Sayid Muhsin bin Sayid Hasan bin Sasyid Imam ‘Alawi bin Sayid al Imam Muhammad bin al Imam ‘Alawi bin Imam al Kabir Sayid Abdullah bin Imam Salim bin Imam Muhammad bin Sayid Sahal bin Imam Abd Rahman Maula Dawileh bin Imam ‘Ali bin Imam ‘Alawi bin Sayidina Imam al Faqih al Muqadam bin ‘Ali Bâ Alawi.

Sementara nasab beliau dari jalur ayah:
Al Habib Muhammad Luthfi bin Sayid Ali al Ghalib bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar Bin Sayid Thaha sahibur ratib (yang menyusun ratib Kubro) bin Sayid Muhammad bin Sayid Thaha bin Sayid Hasan bin Sayid Syekh bin Sayid Ahmad bin Sayid Yahya bin Sayid Hasan bin Sayid ‘Ali bin Sayid Muhammad Faqih Muqadam bin Sayid ‘Alawi bin Sayid ‘Ali bin Sayid Muhammad Sahib Marbath bin Sayid Khala ‘Ali Qasam bin Sayid ‘Alawi bin Sayid Muhammad bin Sayid Muhammad an Naqib bin Sayid ‘Isa an Naqib bin Sayid Ahmad al Muhajir bin Sayid Abdullah bin Sayid ‘Alawi bin Sayid ‘Ali al ‘Uraidhi bin Sayid Ja’far Shadiq bin Sayid Muhammad al Baqir bin Sayid ‘Ali Zainal Abidin bin Sayid Imam Husain as Sibthi bin Sayidatina Fathimah az Zahra binti Sayidina Muhammad Saw.

Masa Pendidikan
Pendidikan pertama Maulana Habib Luthfi diterima dari ayahanda al Habib al Hafidz ‘Ali al Ghalib. Selanjutnya beliau belajar di Madrasah Salafiah. Guru-guru beliau di Madrasah itu diantaranya:

• Al Alim al ‘Alamah Sayid Ahmad bin ‘Ali bin Al Alamah al Qutb As Sayid ‘Ahmad bin Abdullah bin Thalib al Athas
• Sayid al Habib al ‘Alim Husain bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar bin Sayid Thaha bin Yahya (paman beliau sendiri)
• Sayid al ‘Alim Abu Bakar bin Abdullah bin ‘Alawi bin Abdullah bin Muhammad al ‘Athas Bâ ‘Alawi
• Sayid ‘Al Alim Muhammad bin Husain bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi.
Beliau belajar di madrasah tersebut selama tiga tahun.

Perjalanan Ilmiah
Selanjutnya pada tahun 1959 M, beliau melanjutkan studinya ke pondok pesantren Benda Kerep, Cirebon. Kemudian Indramayu, Purwokerto dan Tegal. Setelah itu melanjutkan ke Mekah, Madinah dan dinegara lainnya. Beliau menerima ilmu syari’ah, thariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah yang utama, guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi.



Dari Guru-guru tersebut beliau mendapat ijazah Khas (khusus), dan juga ‘Am (umum) dalam Da’wah dan nasyru syari’ah (menyebarkan syari’ah), thariqah, tashawuf, kitab-kitab hadits, tafsir, sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, tashwuf, bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab kedokteran. Dan beliau juga mendapat ijazah untuk membai’at.

Silsilah Thariqah dan Baiat:
Al Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Yahya mengambil thariqah dan hirqah Muhammadiah dari para tokoh ulama. Dari guru-gurunya beliau mendapat ijazah untuk membaiat dan menjadi mursyid. Diantara guru-gurunya itu adalah:

Thariqah Naqsyabandiah Khalidiyah dan Syadziliah al ‘Aliah
Dari Al Hafidz al Muhadits al Mufasir al Musnid al Alim al Alamah Ghauts az Zaman Sayidi Syekh Muhammad Ash’ad Abd Malik bin Qutb al Kabir al Imam al Alamah Sayidi Syekh Muhammad Ilyas bin Ali bi Hamid

• Sanad Naqsyabandiayah al Khalidiyah:
Sayidi Syekh ash’ad Abd Malik dari bapaknya Sayidi Syekh Muhammad Ilyas bin Ali bi Hamid dari Quth al Kabir Sayid Salaman Zuhdi dari Qutb al Arif Sulaiman al Quraimi dari Qutb al Arif Sayid Abdullah Afandi dari Qutb al Ghauts al Jami’ al Mujadid Maulana Muhammad Khalid sampai pada Qutb al Ghauts al Jami’ Sayidi Syah Muhammad Baha’udin an Naqsyabandi al Hasni.

• Syadziliyah :
Dari Sayidi Syekh Muhammad Ash’Ad Abd Malik dari al Alim al al Alamah Ahmad an Nahrawi al Maki dari Mufti Mekah-Madinah al Kabir Sayid Shalih al Hanafi ra.

Thariqah al ‘Alawiya al ‘Idrusyiah al ‘Atha’iyah al Hadadiah dan Yahyawiyah:
• Dari al Alim al Alamah Qutb al Kabir al Habib ‘Ali bin Husain al ‘Athas.
• Afrad Zamanihi Akabir Aulia al Alamah al habib Hasan bin Qutb al Ghauts Mufti al kabir al habib al Iamam ‘Utsman bin Abdullah bin ‘Aqil bin Yahya Bâ ‘Alawi.
• Al Ustadz al kabir al Muhadits al Musnid Sayidi al Al Alamah al Habib Abdullah bin Abd Qadir bin Ahmad Bilfaqih Bâ ‘Alawi.
• Al Alim al Alamah al Arif billah al Habib Ali bin Sayid Al Qutb Al Al Alamah Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi.
• Al Alim al Arif billah al Habib Hasan bin Salim al ‘Athas Singapura.
• Al Alim al Alamah al Arif billah al Habib Umar bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar bin Salim Bâ ‘Alawi.



Dari guru-guru tersebut beliau mendapat ijazah menjadi mursyid, hirqah dan ijazah untuk baiat, talqin dzikir khas dan ‘Am.

Thariqah Al Qadiriyah an Naqsyabandiyah:
• Dari Al Alim al Alamah tabahur dalam Ilmu syaria’at, thariqah, hakikat dan tashawuf Sayidi al Imam ‘Ali bin Umar bin Idrus bin Zain bin Qutb al Ghauts al Habib ‘Alawi Bâfaqih Bâ ‘Alawi Negara Bali. Sayid Ali bin Umar dari Al Alim al Alamah Auhad Akabir Ulama Sayidi Syekh Ahmad Khalil bin Abd Lathif Bangkalan. ra.
Dari kedua gurunya itu, al Habib Muhammad Luthfi mendapat ijazah menjadi mursyid, hirqah, talqin dzikir dan ijazah untuk bai’at talqin.

Jami’uthuruq (semua thariqat) dengan sanad dan silsilahnya:
Al Imam al Alim al Alamah al Muhadits al Musnid al Mufasir Qutb al Haramain Syekh Muhammad al Maliki bin Imam Sayid Mufti al Haramain ‘Alawi bin Abas al Maliki al Hasni al Husaini Mekah.

Dari beliau, Maulana Habib Luthfi mendapat ijazah mursyid, hirqah, talqin dzikir, bai’at khas, dan ‘Am, kitab-kitab karangan syekh Maliki, wirid-wirid, hizib-hizib, kitab-kitab hadis dan sanadnya.

Thariqah Tijaniah:
• Al Alim al Alamah Akabir Aulia al Kiram ra’su al Muhibin Ahli bait Sayidi Sa’id bin Armiya Giren Tegal. Kiyai Sa’id menerima dari dua gurunya; pertama Syekh’Ali bin Abu Bakar Bâsalamah. Syekh Ali bin Abu Bakar Bâsalamah menerima dari Sayid ‘Alawi al Maliki. Kedua Syekh Sa’id menerima langsung dari Sayid ‘Alawi al Maliki.
Dari Syekh Sa’id bin Armiya itu Maulana Habib Luthfi mendapat ijazah, talqin dzikir, dan menjadi mursyid dan ijazah bai’at untuk khas dan ‘am.

Kegiatan-kegiatan Maulana Habib:
• Pengajian Thariqah tiap jum’at Kliwon pagi (Jami'ul Usul thariq al Aulia).
• Pengajian Ihya Ulumidin tiap Selasa malam.
• Pengajian Fath Qarib tiap Rabu pagi(husus untuk ibu-ibu)
• Pengajian Ahad pagi, pengajian thariqah husus ibu-ibu.
• Pengajian tiap bulan Ramadhan (untuk santri tingkat Aliyah).
• Da’wah ilallah berupa umum di berbagai daerah di Nusantara.
• Rangakain Maulid Kanzus (lebih dari 60 tempat) di kota Pekalongan dan daerah sekitarnya. Dan kegiatan lainnya.

Jabatan Organisasi:
• Ra’is ‘Am jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah.
• Ketua Umum MUI Jawa Tengah.
• Anggota Syuriyah PBNU.dll.

Sumber: http://www.habiblutfiyahya.net/Profil/

Tes kepribadian


Berdasarkan gambar ke - 4 orang menanggapi gelas setengah penuh/kosong tu, kita bisa simpulkan kira2 gini:
Kiri atas adalah sanguinis (sanguine).
Kanan atas adalah melankolis (melancholic).
Kanan bawah adalah koleris (choleric).
Kiri bawah adalah plegmatis (phlegmatic).

Orang2 yg cenderung sanguinis akan anggap gelas tu setengah penuh.
Orang2 yg cenderung melankolis akan anggap gelas tu setengah kosong.
Orang2 yg cenderung koleris akan protes kenapa dikasih yg kayak gitu.
Orang2 yg cenderung plegmatis akan bingung apa status gelas tu.

Intinya mungkin gini:
Kalo Anda sering ceria, mungkin Anda sanguinis.
Kalo Anda sering ngeluh, mungkin Anda melankolis.
Kalo Anda sering protes, mungkin Anda koleris.
Kalo Anda sering bingung, mungkin Anda plegmatis.

Sinetron yang Menuntun

Pernah nonton sinetron? Biar bukan penikmat sinetron saya beberapa kali (terpaksa) menonton sinetron, baik di rumah karena istri yang nonton maupun saat sedang antri di bank ataupun antrian lain. Sudah banyak yang menanggapi negatif bahkan mencaci kualitas sinetron kita. Dari kualitas akting sampai aksi jiplak menjiplak yang menjadi hobi produser sinetron tanah air. Maksud saya menuliskan uneg-uneg ini agar bisa menjadi koreksi untuk peningkatan kualitas industri sinema Indonesia. Saya merasa bangga kok dunia sinematografi kita mengalami kemajuan yang pesat saat ini. Namun khusus sinema elektronik, saya merasa banyak yang harus dibenahi.


Dari beberapa kali menonton sinetron, saya melihat ada yang seragam dalam cara sutradara mencoba menjelaskan alur cerita. Penonton seperti dituntun untuk memahami jalan cerita. Adakalanya aktor berakting seperti sedang berpikir dengan mimik yang kurang natural, apalagi bila peran aktor itu adalah antagonis. Tatapan mata sinis dan kerlingan licik serta bibir yang menipis terkadang mengerucut menjadi bumbu. Maksudnya mungkin untuk mempertegas kesan antagonis. Namun ternyata ini belum cukup. Bersamaan dengan itu, terdengar suara aktor tersebut seperti berbicara dalam hati menceritakan apa yang dirasakannya dan rencana busuk yang tengah disusun. Mimik yang dimaksudkan untuk mempertegas penggambaran situasi yang dialami dan karakter aktor tersebut ternyata belum dianggap cukup memberikan informasi bagi penonton. Beberapa sinetron bahkan merasa perlu sang aktor berbicara pada dirinya sendiri. Mungkin kalau di sekitar anda ada seseorang bicara sendiri, anggapan awal anda adalah orang itu sedang stres seperti caleg yang terlilit hutang.

Saya lalu kerap bertanya pada diri sendiri (tentunya yang mendengar cuma saya dan Tuhan, dan tanpa berucap tentunya..^ ^). Apakah pekerja film sinetron, utamanya sutradara menganggap penonton sinetron kurang cerdas hingga merasa perlu menjelaskan situasi dan alur cerita secara eksplisit? Bukankah film/sinetron adalah karya visual yang sengaja dibuat agar penonton bisa menarik kesimpulan sendiri atas apa yang dilihatnya. Bila suatu adegan harus diceritakan, fungsi film/sinetron kurang lebih akan sama dengan audiobook atau buku itu sendiri. Keunikan dan kelebihan film dalam bercerita adalah asumsi visual yang ditawarkan. Suatu film yang secara visual dapat menggambarkan maksud dan cerita, tanpa harus bernarasi, tentu telah memenuhi tolok ukur efektivitas pencapaian tujuan dibuatnya film itu.

Nah para penikmat sinetron, bagaimana pendapat anda?

Tips Cara Menghemat Uang Saku/Jajan, Gaji/Tunjangan


Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menekan pengeluaran secara maksimal sehingga mampu menghimpun banyak duit di buku tabungan untuk keperluan penting dan kebutuhan mendesak di masa depan. Faktor gengsi dan hobi acap kali menjadi penyebab banyak uang yang hilang untuk sesuatu yang kurang penting yang mengalahkan akal sehat.

Berikut adalah tips organisasi.org untuk anda yang kesulitan mengelola uang anda :


1. Catat Pemasukan Dan Pengeluaran Uang Anda
Buat rencana pemasukan dan rencana pengeluaran di mana setiap akhir bulan harus ada banyak uang yang ditabung. Disiplin ketat dan jangan pernah melanggar anggaran yang ada kecuali sangat penting dan mendesak.

2. Musnahkan / Simpan Jauh-Jauh Kartu Kredit Dan Kartu ATM Anda
Kemudahan untuk berhutang dan mengambil uang tabungan akan menjebak anda dalam kenikmatan mengeluarkan uang. Oleh karena itu sebaiknya uang cash anggaran bulanan anda simpan di rumah tanpa boleh mengutak-atik kartu-kartu penarik uang anda dan uang yang ada di bank.

3. Hilangkan Gengsi Dan Hobi Mahal Anda
Kalau anda malu terlihat kere dan katro, mulai saat ini anda harus berani tampil kere dan katro di hadapan kenalan anda, jika perlu pindah rumah dan mulai kehidupan baru yang kere dan katro. Sebenarnya tidak sampai harus kere dan katro, tapi lebih tepatnya hidup sederhana di mana pengeluaran anda hanya pada yang penting-penting dan murah meriah. Ubah hobi mahal seperti jalan-jalan ke luar negeri dengan jalan-jalan di komplek/kampung rumah anda. Yang hobi ke gym / pusat kebugaran ganti dengan lari joging keliling kampung atau main bola / badminton di lapangan dekat rumah atau di jalanan.

4. Hemat Pengeluaran Besar Rutin Anda
Tagihan biaya administrasi kartu kredit, pajak, pbb, listrik, air pam, tv kabel, tv satelit, sekolah elit anak, telepon, dsb yang jumlahnya sangat besar sebaiknya dihilangkan saja. Contohnya seperti berhenti berlangganan kartu kredit, koran majalah, tv & internet bulanan, dll atau pindah ke rumah baru yang kecil dan sederhana untuk menghemat biaya pln, pam, pbb, telepon, dsb. Kalau senang telepon-teleponan ubah dengan bicara langsung atau gunakan telpon seperlunya tidak bertele-tele.

5. Ubah Penggunaan Transportasi Yang Mahal
Dari yang biasa naik mobil pribadi ke mana-mana sebaiknya anda jual mobilnya dan beli sepeda motor. Kalau sering naik taxi dan ojek motor, sekarang gunakan motor pribadi, angkot atau jalan kaki.

6. Makan Dan Minum Di Rumah Saja Atau Bawa Dari Rumah
Yang pasti membuat makanan dan minuman sendiri yang sederhana biayanya lebih murah daripada jajan di luar. Sarapan di rumah, makan siang dari bekal yang di bawa dari rumah, makan malam di rumah, dll. Kalau lagi ngidam makanan enak lebih baik ditahan saja kalau perlu puasa utuk mengilangkan nafsu bejad yang menghancurkan keuangan anda.

7. Terapkan Gaya Hidup Sederhana Pada Anggota Keluarga
Paksa anak, istri atau suami anda untuk menerima kenyataan pahit bahwa kita harus hidup sederhana karena hidup sederhana adalah awal dari kebahagiaan yang sejati. Mereka pun harus siap hidup miskin kapan saja jika Tuhan menghendaki.

8. Hentikan Kebiasaan Bodoh Anda
Bagi anda yang merokok, minum miras, memakai narkoba, main jablay, selingkuh, melakukan tindak kriminal dan dosa, dsb hentikan segera kebiasaan itu karena tidak ada gunanya dan itu semua hanya membakar uang dan menghancurkan hidup anda baik di dunia maupun di akherat.

9. Hemat Belanja Anda Dan Jaga Nafsu Belanja Anda
Yang doyan belanja / shopping sebaiknya buat daftar belanjaan sesuai anggaran / budget yang telah dibuat agar tidak mudah tergoda dengan barang yang dijajakan selain yang anda butuhkan. Pastikan produk yang anda beli tidak mahal yang penting fungsi sama dan kualitas tidak buruk. Jika anda ngebet ingin membeli sesuatu, maka gunakan jurus manipulasi otak anda seolah-olah anda telah membeli barang itu namun sampai dirumah hilang digondol tikus.

Disk GE Setara 100 DVD


General Electric (GE) berhasil membuat terobosan besar dalam teknologi penyimpanan digital. Perusahaan itu membuat disk standar bisa menampung 100 DVD.

Terobosan baru itu sudah sukses dalam tingkat laboratorium. Langkah selanjutnya adalah membuat disk ini bisa bermanfaat dalam produksi massal dengan harga terjangkau.

Pakar storage dan analis industri menilai penemuan GE itu merupakan lompatan besar yang berpotesi komersial. “Itu bisa menjadi media penyimpanan generasi mendatang,” kata Richard Doherty, analis di firma riset teknologi Envisioneering.

Penemuan GE itu menyangkut storage hologram. Proses tidak hanya menyimpan dalam tiga dimensi seperti di kartu kredit tapi juga data digital 1 dan 0.

Data di encoded dalam pola cahaya dan disimpan di materi sensitif cahaya. Hologram bertindak semacam cermin yang mengurai pola cahaya di seluruh permukaan disk.

Potensi teknologi hologram ini sudah lama diketahui. Penelitian pertama sudah dipublikasikan awal 1960-an. Penyimpanan hologram dengan cara pengepak data lebih mampat dibandingkan teknologi optis konvensional yang digunakan pada DVD maupun Blu-ray.

10 Tips Selamatkan DUNIA !!

Tidak perlu ikut menjadi aktivis Greenpeace atau apapun itu demi menjadi seorang pecinta lingkungan.

Di saat pemanasan global kian menggila, polusi merajalela, cuaca tak beraturan seperti sekarang, memang selayaknya setiap orang menjadi pecinta lingkungan.

Bagaimana caranya? Mudah saja. Berikut LiveScience memberi 10 tips melindungi bumi dari kehancuran. Semuanya adalah cara-cara sederhana yang dapat kita mulai dari hari ini. Apa saja itu?

1. Gunakan bola lampu jenis flurosen alias Fluorescent Lights (CFLs).

Lampu ini memang lebih mahal ketimbang lampu bohlam biasa. Tapi daya tahannya 10 kali lipat lebih lama dan yang pasti lebih hemat energi. Ini bukan iklan. Studi membuktikan bila lampu CFL menyerap energi 75 persen lebih sedikit daripada nola lampu kuning terang benderang biasa. Dalam setahun CFL mampu mengurangi produksi karbon dioksida hingga 500 pon. Ini setara dengan polusi yang dihasilkan 17 mobil di jalan raya selama satu tahun!

2. Hemat listrik di rumah.

Petuah klasik yang tak pernah ketinggalan zaman. Justru kian lama petuah ini kian dibutuhkan realisasinya, bukan sekadar teori. Padamkan lampu di siang hari. Matikan AC saat ruangan tak dihuni. Asal tahu saja rata-rata setiap rumah menghasilkan emisi gas rumah kaca dua kali lipat dari yang diproduksi sebuah mobil. Jadi jangan karena tidak mengeluarkan asap hitam dari knalpot mobil Anda maka Anda sudah merasa sebagai pahlawan lingkungan.

3. Jangan Gunakan plastik.

Sebisa mungkin hindari pemakaian plastik. Tas plastik memang banyak dipakai pasar swalayan maupun tradisional dalam mengemas belanjaan. Ada baiknya kita membawa tas kain atau kertas sendiri dari rumah dan menolak dengan halus tas plastik dari penjual. Mengapa? Plastik bukan bahan yang dapat hancur dengan sendirinya di pembuangan sampah. Sejumlah kandungan dalam bahan tersebut justru merusak kesuburan hayati tanah.

4. Maksimalkan penggunaan komputer.

Memang di era kini sudah jarang orang berkirim surat melalui pos. Tapi jangan salah, masih banyak perkantoran maupun pribadi yang lebih suka menyimpan dokumen atau surat-surat secara tradisional, yakni dengan dicetak di atas kertas. Memang ada beberapa surat berharga yang tak bias tergantikan dengan surat elektronik. Namun selama sebuah dokumen dapat disimpan secara elektronik di komputer, usahakan lakukan itu. Asal tahu saja, kertas yang kita pakai telah sukses menggunduli hutan akibat perusahaan kertas telah menebang pohon-pohon sebagai bahan dasarnya.

5. Beli produk lokal.

Hentikan membeli produk pangan impor. Dengan mengonsumsi apa yang ada di dekat kita, maka kita berperan dalam mengurangi polusi dan pemborosan energi. Mengapa harus mengimpor daging sapi dari Australia jika sapi lokal tak kalah lezatnya. Bayangkan berapa energi dihasbiskan dan polusi dihasilkan dari sekadar mendatangkan sosis Eropa atau keju Belanda ke meja makan Anda. Sebagai informasi, anggur dari Napa Valley harus mengarungi jarak sejauh 2.143 mil demi berada di pasar swalayan Chicago .

6. Praktikan prinsip 3 R

Reduce, Reuse, Recycle. Kurangi konsumsi, gunakan kembali barang bekas yang masih bisa dimanfaatkan, dan daur ulang bahan tertentu. Mengucapkannya memang mudah, tapi tidak menjalankannya. Hanya sekali memulai, kita akan terbiasa.

7. Pelan-pelan singkirkan energi tak terbarukan.

Agak sulit memang jika tak didukung dengan ketersediaan produk dan infrastruktur. Tapi bukan berarti tak mungkin. Kalau ada pilihan dimana kita bias menikmati listrik dengan sumber sinar matahatri atau angin, mengapa tidak? Lebih bersih dan hemat energi.

8. Bunuh produk penghisap listrik

Tanpa disadari, kita terus menerus membeli dan mengngunakan produk yang menghamburkan energi. Televisi (TV) adalah salah satunya. Tanpa sadar sebuah keluarga kerap menyalakan TV tanpa henti 24 jam walau tidak ditonton. Begitu juga komputer, DVD player dan charger ponsel yang terus terhubung ke colokan listrik.

9. Kurangi pemakaian bahan kimia.

Bahan kimia bukanlah bahan alami. Seperti bahan buatan lainnya, bahan ini tak dapat lebur dengan sendirinya dan meninggalkan efek buruk pada kehidupan. Pestisida, obat nyamuk dan sejumlah bahan pembersih ruangan mengandung aneka komponen kimia yang tanpa sadar ikut kita hirup seumur hidup kita. Bahkan pangan sayur dan buah pun ikut membawanya ke dalam tubuh kita. Cara mengatasinya? Maksimalkan konsumsi bahan-bahan alami, termasuk sayuran organik.

10. Hijaukan rumah Anda!

Banyak di antara kita yang mengaku cinta lingkungan, cinta penghijauan, namun faktanya nyaris tak pernah menanam apapun di halaman rumahnya. Oke jika Anda tak punya halaman rumah. Setidaknya usahakan Anda memberi kesempatan bagi tumbuhan untuk hidup di sekitar. Tanaman gantung atau hidroponik cukup membantu bagi Anda yang tinggal di apartemen, rumah susun atau kos.

Apakah ciri-ciri orang shalih itu..?

Sesungguhnya setiap shalat, kita selalu memohon kepada Allah untuk menjadi orang shaleh. Bukankah ketika shalat kita membaca Ihdinashshiraathal mustaqim, shiraathalladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim waldhdhaaallin
(Ya Allah tujukanlah kepada kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang pernah ditempuh oleh orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, dan bukan jalan orang-oarng yang Engkau benci dan jalan orang-orang sesat).

Para ahli tafsir menyebutkan, yang dimaksud dengan “orang-orang yang telah diberi nikmat” adalah para nabi, shiddiqin (orang-orang yang benar keimanannya), syuhada (orang-orang yang mati dalam membela agama Allah) dan shalihin (orang-orang yang shaleh).

Jadi, dalam surat Al Fatihah terkandung do’a menjadi orang shaleh. Kesalehan bisa diraih bukan sekedar dengan do’a tapi harus dibarengi dengan mujahadah (usaha yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan). Berikut akan dijelaskan ciri-ciri orang yang shaleh, mudah-mudahan kita bisa melatih diri untuk mewujudkannya dalam diri kita. Ciri-cirinya sebagai berikut,

Salimul ‘Aqidah

Salimul ‘aqidah artinya keimanan yang lurus atau kokoh. Aqidah atau keimanan kepada Allah merupakan fondasi bangunan keislaman. Apabila fondasi keimanan itu kuat, insya allah amaliah keseharian pun akan istiqamah (konsisten), tahan uji, dan handal. Keimanan itu sifatnya abstrak, karenanya, untuk mengetahui apakah iman itu kokoh ataukah masih rapuh, kita perlu mengetahui indikator atau tanda-tanda iman yang kokoh.

Memiliki muraqabatullah
Orang yang memiliki keimanan yang kokoh merasakan Allah sangat dekat dengan dirinya, mengawasi seluruh ucap dan geraknya. Dengan demikian akan tumbuh dari dirinya perilaku yang lurus dan selalu mawas diri. Inilah yang disebut Muraqabatullah, yaitu kondisi psikis dimana kita meras ditatap, dilihat,dan diawasi Allah swt. kapan dan dimana pun berada. Adapun yang menjadi landasannya adalah: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.” (QS. Qaaf 50:16) “Tidakkah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempat. Dan tiada pembicaraan antar lima orang, melainkan Dia-lah yang keenam. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada, kemudian Dia akan memberitahuakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Mujadalah 58:7)

Dzikrullah
Orang yang memiliki keimanan yang kokoh akan merasakan kerinduan yang sangat kuat kepada Allah. Bila kita selalu merindukan-Nya, Dia pun akan merindukan kita. Dzikrullah adalah ekspresi kerinduan kepada Allah swt. “Dan dzikirlah (ingatlah) Allah sebanyak-banyaknya, supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah 62:10) “Karena itu, ingatlah kepada-Ku, niscaya aku akan mengingatmu pula. Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.” (QS. Al-Baqarah 2:152). Allah swt. akan menyertai orang-orang yang selalu berdzikir/rindu kepada-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits qudsi berikut ini, “Aku adalah menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan aku bersamanya ketika ia menyebut-Ku dalam dirinya, maka Aku menyebutnya dalam diri-Ku. Ketika ia menyebut-Ku ditengah-tengah sekelompok orang, mala aku menyebutnya ditengah-tengah kelompok orang yang lebih baik dari mereka (kelompok malaikat).” (HR. Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, At Tarmidzi, dan Ibnu Majah)

Meninggalkan syirik
Syirik artinya meyakini ada kekuatan atau kekuasaan yang setaraf dengan kekuasaan, kebesaran, dan keagungan Allah swt. Orang yang memiliki keimanan yang kokoh akan memiliki loyalitas atau kesetiaan yang fokus kepada Allah swt., karenanya dia akan meninggalkan seluruh perbuatan syirik. Syirik diklasifikasikan sebagai dosa yang paling besar sebagaimana dijelaskan dalam keterangan berikut. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa :48)

Rajin membaca, memahami, dan mengamalkan Al Qur’an
Al Qur’am merupakan kitab suci yang merekam seluruh pesan-pesan Allah awt. Kita bisa menelaah apa saja yang Allas swt, sukai dan apa yang dimurkai-Nya. Orang yang memiliki iman yang kokoh akan berusaha membaca, memahami, dan mengamalkan apa yang ada dalam Al Qur’an. “Ini adalah sebuah kitab yang Kami (Allah) turunkan kepadamu, yang didalamnya penuh berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya, dan supaya mendapatkan pelajaran orang-orang yang mau menggunkan akalnya.” (QS. Shaad 38:29).

Shahihul ‘Ibadah
Karakter orang shaleh berikutnya adalah shahihul ibadah, artinya benar dan tekun dalam beribadah. Ibadah adalah ekspresi lahiriah pengabdian seorang hamba kepada Allah swt. para ahli membagi ibadah pada dua bagian, yaitu Ibadah ‘Ammah dan Ibadah Khashshah. Ibadah ‘Ammah adalah seluruh ucapan dan perbuatan – baik tampak ataupun tidak tampak – yang diridhai dan dicintai Allah swt. Misalnya, mencari ilmu, mencari nafkah, hormat kepada orang tua, ramah pada tetangga, dan lain-lain. Ini semua disebut ibadah ‘ammah karena teknik pelaksanaanya tidak diatur secara detail tapi disesuaikan dengan tuntutan situasional.

* Sedangkan ibadah khashshah adalah ibadah yang teknik pelaksanaanya ditentukan atau diatur secara detail oleh Rasulullah saw. Musalnya ibadah shalat, haji, shaum, dan lain-lain. Kalau kita shalat, maka ruku, sujud, dan seluruh gerakan serta bacaanya harus mengikuti sunah Rasulullah saw. Kita tidak dibenarkan menambahi atau menguranginya karena shalat merupakan ibadah khashshah. Allah swt. membalas seluruh pengabdian kita sesuai dengan usaha dan kesungguhan yang kita lakukan. Makin rajin kita beribadah, Allah pun makin dekat dengan kita. Makin malas kita mengabdi, Allah pun makin menjauhi kita. Karena itulah orang-orang shaleh akan rajin, tekun, dan khusu dalam beribadah kepada-Nya. Perhatikan keterangan berikut. “Jika ia manusia bertaqarrub (beribadah) kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Jika ia berataqarrub kepada-Ku satu hasta, maka Aku mendekat kepada-Nya satu depa. Dan apabila ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan berlari.” (HR. Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, At Tarmidzi, dan Ibnu Majah).

Akhlaqul Karimah
Orang shaleh bukan hanya pandai mengabdikan dirinya kepada Allah swt. yang diekspresikannya dengan Aqidah Salimah dan Shahihul Ibadah seperti yang telah dijabarkan di atas, tapi orang shaleh juga sangat santun dan perhatian kepada sesama manusia. Sikap ini dalam bahasa praktis disebut Akhlaqul Karimah, artinya berakhlak mulia dan santun kepada orang lain. Orang shaleh akan memiliki akhlak berikut:

1. Tidak menghina dan zhalim (aniaya) kepada orang lain
“Seorang muslim adalah saudara bagi sesama muslim. Karena itu janganlah menganiayanya, jangan membiarkannya teraniaya, dan jangan menghinanya, taqwa tempatnya di sini! – sambil Beliau menunjuk dadanya tiga kali -. Alangkah besar dosanya menghina saudara sesama muslim. Setiap muslim haram menumpahkan darah sesama muslim, haram merampas hartanya, dan haram mencemarkan kehormatan dan nama baiknya,” (HR. Muslim, Jilid IV, No. 2193) Tidak berprasangka buruk, tidak mencari-cari keburukan orang lain, tidak dengki, serta bersaing secara sehat

2. “Hindari prasangka buruk, karena dia berita paling bohong. Jangan saling mencari keburukan, jangan saling mengorek aib, jangan bersaing secara tidak sahat, jangan saling mendengki, jangan saling marah, dan jangan saling tidak peduli. Tetapi jadilah kamu semua bersaudara sebagai hamba-hamba Allah.” (HR. Muslim, jilid IV, No. 2119) Bersikap ramah

3. “Janganlah kamu menganggap sepele (remeh) pada kebaikan, walaupun sekedar menampakkan wajah yang ramah saat bertemu saudaramu (sesungguhnya itu adalah kebaikan).” (HR. Muslim) “Wajah yang ramah saat bertemu saudaramu, itu merupakan shadaqah.” (HR. Tirmidzi) “Sejak masuk Islam, saya menyaksikan wajah Rasul selalu tersenyum ramah.” (HR. Bukhari dan Muslim) Berbicara santun dan menghargai orang lain

4. “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah (bijaksana) dan nasihat yang baik, serta berdiskusilah dengan cara yang baik…” (QS. An-Nahl 16:125) Mendo’akan yang baik untuk orang lain.berusaha meringankan beban orang lain

5. “Sesungguhnya do’a seorang muslim yang dipanjatkan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akan, pasti dikabulkan karena di atas kepalanya ada malaikat. Setiap kali orang itu mendo’akan kebaikan untuk orang lain, malaikat itu menyahutnya” “Amien!Mudah-mudahan Allah mengabulkan dan memberikan kebaikan yang sama kepadamu.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad). “Do’a yang paling cepat dikabulkan adalah do’a yang dipanjatkan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akan.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad) Berusaha meringankan beban orang lain

6. “Siapa yang menolong kesusahan seorang muslim dari kesusahan-kesusahan dunia, pasti Allah akan menolongnya dari kesusahan-kesusahan akhirat. Siapa yang meringankan beban orang yang susah, niscaya Allah akan meringankan bebannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim, niscaya Allah akan tutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama si hamba itu suka menolong orang lain.” (HR. Bukhari) Berusaha mencintai orang lain dengan tulus tanpa meminta imbalan

Abu Hurairah ra, berkat: Rasulullah saw. Bersabda, “Sesungguhnya Allah swt. berfirman pada hari kiamat: “Mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini akan Aku naungi (tolong) mereka, dimana tidak ada naungan (pertolongan) yang lainselain dari-Ku.” (HR. Muslim, jilid IV, No. 2197)

Kesimpulannya, setiap shalat kita mendo’a menjadi orang shaleh. Keshalehan dapat kita raih bukan hanya denga do’a, tapi dengan melatih diri untuk mencapainya. Secara garis besar ada tiga tanda keshalehan, yaitu shalehul aqidah (mempunyai keimanan yang laurus dan kokoh), shalihul ibadah (rajin dan benar dalam beribadah), dan akhlaqul karimah (berakhlak mulia). Wallauhu a’lam.

Alasan Mengapa Dolar Menjadi Mata Uang Dunia

Alasan pertama: sejarah membawa dollar menjadi mata uang internasional.
Dimulai dari perjanjian Bretton Woods setelah Perang Dunia 2 yang efeknya masih terasa hingga sekarang; perjanjian untuk menggunakan emas sebagai standar global nilai mata uang. Pada saat itu keadaan ekonomi negara-negara dunia, kecuali Amerika Serikat, hancur karena perang. Ini menyebabkan mereka bergantung pada pinjaman yang diberikan oleh Amerika. Pinjaman ini diberikan dalam bentuk Dollar Amerika. Sebagai jaminan, Amerika menerima emas yang dimiliki negara-negara ini. Hasilnya, Amerika otomatis menguasai seluruh emas di dunia dan jadinya hanya Dollar Amerika yang nilainya disokong oleh emas. Secara praktis, ini berarti Dollar Amerika telah menggantikan emas sebagai sumber likuiditas perekonomian dunia dan menjadi basis sistem keuangan dunia. Implikasinya, setiap negara membangun cadangan devisa dalam bentuk Dollar Amerika; cadangan Dollar diperlukan agar mata uang negara yanbersangkutan dapat ditukarkan dengan Dollar atau emas. Pada saat ini lah mata uang Amerika itu menjadi mata uang internasional.
Alasan kedua: resiko menjadi mata uang internasional
Tidak selalu menjadi mata uang internasional itu memberikan efek positif pada negara yang memiliki mata uang itu, dalam hal ini negara Amerika dengan Dollarnya. Banyak efek negatif yang dapat melanda Amerika saat mata uangnya menjadi mata uang internasional. Beberapa efek negatif menjadi mata uang internasional antara lain:
1. Negara itu harus me-maintain trust, yang menyebabkan negara itu memiliki tugas yang berat untuk dunia.
2. Apabila negara pemilik mata uang internasional tidak dapat me-maintain trust, maka dapat menyebabkan mata uang itu drop secara tiba-tiba.
3. Akan lebih sulit dalam mengontrol likuiditasnya
Alasan ketiga: tidak semua mata uang yang kuat dapat menjadi mata uang internasional
Untuk menjadi mata uang internasional dibutuhkan pemilik yang kuat, dalam hal ini negara yang kuat. Menjadi mata uang yang kuat bukan berarti mampu untuk menjadi mata uang internasional. Ini disebabkan karena negara yang memiliki mata uang itu belum tentu memiliki kestabilan ekonomi dan politik yang baik. Padahal untuk menjadi mata uang internasional, dibutuhkan negara dengan keadaan ekonomi maupun politik yang stabil, karena sebagai mata uang internasional dibutuhkan kepercayaan dari dunia agar dunia menggunakannya.
Sebagai contohnya mata uang dari negara Iraq, yaitu Dinar. Walaupun saat ini Dinar sebagai salah satu mata uang yang terkuat, namun keadaan Iraq tidak stabil, karena perang, konflik dalam negeri, maupun perekonomiannya. Hal ini menyebabkan dunia tidak ingin mempercayakan mata uangnya kepada Dinar Iraq sebab walaupun mata uang itu terkuat, namun belum tentu dalam jangka panjang akan stabil. Tidak stabil bisa terjadi karena perang yang makin menjadi-jadi atau konflik dalam negeri yang pada akhirnya dapat menyebabkan negara itu jatuh miskin lalu mata uangnya turun menjadi mata uang terlemah. Padahal menukarkan mata uang lalu menyimpannya adalah kegiatan jangka panjang, sehingga dibutuhkan kepercayaan yang besar dari dunia. Inilah sebab Dollar Amerika menjadi mata uang yang dipercayai dunia karena kondisi negaranya yang dapat diprediksi akan stabil dalam jangka panjang.
Jadi bukan karena Amerika negara adidaya lalu begitu saja menjadikan mata uangnya mata uang internasional atau bahkan ada kong-kalikong Yahudi.